Penantian 11 Tahun Terbayar: Gereja Imanuel Yafila Diresmikan Gubernur Maluku
DAERAH
6/10/20251 min baca


MASOHI, MANUSELANEWS.COM. – Setelah menanti selama lebih dari satu dekade, warga Desa Yafila, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, akhirnya memiliki gedung gereja yang layak sebagai tempat ibadah. Gedung Gereja Imanuel, yang mampu menampung hingga 500 jemaat, diresmikan langsung oleh Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, pada Senin (9/6).
Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan bahwa gereja ini bukan sekadar bangunan, tetapi simbol kuat dari kesetiaan umat, kerja keras bersama, dan kasih Kristus yang hidup dalam masyarakat.
“Gedung Gereja Imanuel ini menjadi lambang kesetiaan umat kepada Tuhan, simbol keutuhan jemaat, dan manifestasi kasih Kristus yang hidup dalam umat-Nya di tanah Pamahanu Nusa ini,” ujarnya.
Pembangunan gereja dimulai sejak peletakan batu pertama pada 14 Februari 2014, dengan total anggaran mencapai Rp2,009 miliar. Proses panjang ini tidak lepas dari semangat gotong royong warga, dukungan pemerintah daerah, serta kontribusi dari berbagai pihak.
Nama “Imanuel” yang berarti Allah beserta kita, menurut Gubernur, mencerminkan penyertaan Tuhan dalam setiap tahap pembangunan, dari awal hingga peresmian.
“Meski dibangun oleh tangan manusia, proses ini adalah sakramentum, tanda kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya,” tambahnya.
Gubernur Lewerissa menekankan bahwa gereja ini harus menjadi mercusuar terang di tengah kegelapan, sekaligus ruang harapan bagi masyarakat yang mendambakan keadilan dan damai.
“Gereja ini harus menjadi tempat pelayanan yang terbuka bagi siapa saja, tanpa memandang latar belakang,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi Maluku untuk terus mendukung kehidupan keagamaan sebagai fondasi utama pembangunan sosial dan ekonomi berkelanjutan.
“Pembangunan rohani adalah akar dari masyarakat yang sehat dan sejahtera,” tandasnya.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur mengajak seluruh jemaat untuk menjaga gedung gereja dengan penuh tanggung jawab, menjadikannya sebagai pusat pujian, pendidikan iman, dan pelayanan kasih.
“Mari kita isi gedung ini dengan semangat kasih, pujian, penyembahan, dan pelayanan. Biarlah Gereja Imanuel menjadi tempat di mana cinta Tuhan nyata dalam tindakan,” tutupnya. (MN-02).