MANUSELANEWS.COM

Menteri Pendidikan Sapa Pelajar Pegunungan Malteng Lewat Zoom: Dorong Pemerataan Pendidikan di Daerah 3T

11/4/20252 min baca

MASOHI, MANUSELANEWS.COM. – Sebuah momen penuh makna terjadi ketika Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyapa langsung anak-anak sekolah dari kawasan pegunungan Kabupaten Maluku Tengah melalui Zoom Meeting. Selasa (4/11/2025).

Kegiatan yang bertajuk “Menteri Menyapa Anak Negeri di Atas Awan” ini menjadi wujud kepedulian pemerintah pusat dalam memastikan pemerataan pendidikan bagi seluruh anak bangsa, tanpa terkecuali yang berada di wilayah terpencil.

Acara yang berlangsung di kawasan Ina Marina Masohi itu turut dihadiri Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir; Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian; Direktur Inovasi Pendidikan Kemdikbudristek, Sri Rejeki Widuri; serta Direktur SEAMEO SEAMOLEC, Cahya Kusuma Ratih.

Malteng Hadapi Tantangan Geografis

Dalam paparannya, Bupati Zulkarnain menegaskan komitmen Pemerintah Daerah untuk menghadirkan pendidikan yang inklusif dan bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Kami ingin membangun SDM yang berkualitas, sehat, dan terampil; pemerintahan yang bersih dan berdaya saing; serta infrastruktur yang mampu membuka akses pengembangan wilayah,” ujarnya.

Ia menjelaskan, 95% wilayah Maluku Tengah adalah laut dan hanya sekitar 4% daratan. Kondisi ini berdampak pada pemerataan tenaga guru, keterbatasan internet, dan kualitas pembelajaran terutama di daerah 3T.

Meski penuh tantangan, Pemkab menghadirkan langkah inovatif. Salah satunya adalah pemanfaatan jaringan Starlink untuk memperkuat akses internet sekolah di wilayah terpencil.

“Sudah 30 unit Starlink kami salurkan, namun dukungan pemerintah pusat sangat dibutuhkan agar lebih banyak anak bisa menikmati pendidikan digital,” kata Zulkarnain.

Menteri Mu’ti Apresiasi: Teknologi Jadi Jembatan Pemerataan

Menteri Abdul Mu’ti merespons positif langkah Pemkab Malteng.

“Teknologi adalah jembatan yang memungkinkan setiap anak mendapatkan layanan pendidikan yang setara meski berada di medan sulit,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan kebijakan baru yang memberi ruang bagi peningkatan kompetensi guru.

“Satu hari dalam seminggu ditetapkan sebagai Hari Belajar Guru. Guru tidak mengajar, tetapi belajar agar kualitas pembelajaran semakin meningkat,” jelas Mu’ti.

Menurutnya, pendidikan sejatinya bisa berlangsung di mana saja — tanpa batasan ruang.

“Belajar tidak hanya di sekolah. Bisa di rumah, di kebun, bahkan di alam terbuka. Yang penting ada dukungan orang-orang di sekeliling anak,” imbuhnya.

Komisi X DPR RI Dorong Penguatan Infrastruktur Pendidikan

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, turut menegaskan komitmen mendukung percepatan pembangunan pendidikan di wilayah kepulauan dan 3T.

“Kami telah menyelesaikan Panja Pendidikan 3T. Pemerintah harus mempercepat pembangunan perpustakaan, laboratorium, akses internet dan listrik di sekolah-sekolah,” tegas Hetifah.

Ia juga menyoroti perlunya kebijakan pembiayaan yang lebih berpihak pada guru di daerah terpencil.

“Kami mendorong agar guru non-ASN bisa dibiayai melalui Dana BOS atau APBD, serta memperluas kolaborasi dengan relawan dan lembaga masyarakat,” tandasnya.

Pertemuan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerataan pendidikan bukan sekadar slogan, tetapi komitmen nyata yang terus diperjuangkan. Dari pegunungan hingga pesisir, setiap anak di Maluku Tengah diharapkan dapat tumbuh, belajar, dan mengejar mimpi tanpa batas.