MANUSELANEWS.COM

Ibu Bupati Malteng Tekankan Peran Perempuan dalam Membangun Banda Neira

DAERAH

11/27/20252 min baca

MASOHI, MANUSELANEWS.COM. – Ibu Bupati Maluku Tengah, Betty Epsilon, hadir sebagai narasumber dalam talkshow bertema “Nafas Budaya, Jejak Sejarah, Pesona Alam” yang digelar di Istana Mini Banda Neira, Kamis (27/11/2025). Kegiatan ini menjadi ruang refleksi bersama untuk membahas kekayaan Banda sekaligus mempertegas peran perempuan dalam membangun masa depan daerah bersejarah tersebut.

Acara berlangsung hangat dan penuh antusiasme, dihadiri Rektor, pejabat daerah, tokoh masyarakat, hingga pelaku UMKM. Mengawali penyampaian materinya, Ibu Betty menggunakan salam lintas agama sebagai simbol kekuatan keberagaman Banda.

Dalam pemaparannya, Ibu Betty mengutip data BPS 2024 yang menunjukkan jumlah penduduk Banda Neira tersebar di 18 desa dengan komposisi yang hampir seimbang: 10.912 laki-laki dan 10.990 perempuan. Demikian pula komposisi pemilih usia produktif yang juga berbanding seimbang 50:50.

Menurutnya, angka tersebut menjadi bukti bahwa pembangunan Banda harus berjalan dengan prinsip kesetaraan.

“Perempuan itu sesungguhnya lahir dari peradaban. Jangan pernah tinggalkan perempuan dalam pembangunan Banda,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa dari hasil kunjungan ke berbagai desa, mayoritas pelaku UMKM di Banda adalah perempuan—mulai dari pengolah hasil laut, penjual makanan, hingga perempuan-perempuan yang memukul kepala kenari untuk menghasilkan olahan khas Banda.

Ibu Betty menegaskan bahwa Banda adalah salah satu daerah paling istimewa di Indonesia karena memiliki warisan sejarah, budaya yang kaya, dan pesona alam yang unik dalam satu kawasan. Kekayaan ini, katanya, bukan hanya untuk dinikmati, tetapi harus dijaga melalui pembangunan yang berkelanjutan.

“Allah telah menganugerahkan kekayaan alam luar biasa untuk masyarakat Banda. Maka tugas kita bukan hanya menikmati, tapi menjaga dan mengembangkan,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan kekagumannya pada generasi muda Banda yang dinilainya lebih bugar dan sehat, mencerminkan kualitas lingkungan yang masih bersih dan kaya oksigen.

Meski demikian, Ibu Betty tidak menutup mata terhadap permasalahan sosial yang masih terjadi, termasuk stunting. Ia mengaku heran mengapa stunting bisa terjadi di daerah yang dianugerahi laut begitu kaya.

“Saya agak heran, ikan apa yang tidak segar di sini? Kenapa masih ada stunting? Jangan biarkan anak-anak Banda lebih memilih ayam goreng daripada ikan segar warisan alam,” ungkapnya.

Ia menekankan pentingnya edukasi gizi dan peran keluarga untuk memastikan anak-anak Banda tumbuh sehat.

Dalam kesempatan tersebut, Ibu Betty juga mengajak masyarakat untuk beralih dari sekadar wacana menuju aksi nyata. Menurutnya, UMKM Banda dapat berkembang pesat jika didukung literasi pasar, kemampuan hilirisasi produk, serta kemandirian masyarakat dalam mengolah sumber daya lokal.

“Kita tidak bisa hanya talking only. Kita harus aksi. Pemerintah hanya support, penentu utamanya adalah masyarakat Banda sendiri,” tutur Ibu Betty.

Ia mendorong terbentuknya kolaborasi antara desa, pemerintah, dan para pelaku usaha untuk mewujudkan Banda sebagai kota budaya dan wisata berkelas dunia.

Menutup talkshow, Ibu Betty menyampaikan pesan optimisme yang menginspirasi para peserta.

“Banda kaya raya. Tapi kekayaan ini baru akan berarti kalau masyarakatnya bangga, sadar, dan bersatu membangun masa depan,” ujarnya. (MN-01).