Dukung Pendidikan Inklusif, Dinas Pendidikan Maluku Tengah dan Yayasan SULINAMA Latih Guru SD

DAERAH

7/1/20251 min baca

MASOHI, MANUSELANEWS.COM. – Komitmen untuk menghadirkan pendidikan yang merata dan ramah bagi semua anak terus ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah.

Kali ini, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemkab bekerja sama dengan Yayasan SULINAMA menggelar pelatihan bertajuk “Penguatan Kapasitas Guru tentang Praktik Pembelajaran Inklusif” pada Selasa, 1 Juli 2025 di Hotel Isabella, Masohi.

Kegiatan ini diikuti oleh para guru kelas 2 SD dari tiga kecamatan, yakni Amahai, TNS, dan Teluk Elpaputih. Fokus pelatihan adalah mendorong guru untuk lebih memahami pendekatan pembelajaran yang mampu merangkul keberagaman kebutuhan peserta didik, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malteng, Husen Mukadar, dalam sambutannya menegaskan pentingnya menciptakan ruang belajar yang adil dan mendukung bagi semua anak.

“Kami ingin setiap guru mampu melihat potensi unik setiap siswa. Pembelajaran inklusif bukan sekadar teknik mengajar, tapi tentang sikap dan keberpihakan terhadap hak anak untuk berkembang optimal,” ujarnya.

Dukungan penuh juga datang dari Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir, yang menilai bahwa kolaborasi dengan Yayasan SULINAMA menjadi langkah strategis dalam mendorong kualitas pendidikan yang lebih manusiawi dan berkeadilan.

Menurut pihak penyelenggara, pelatihan ini dirancang interaktif dengan pendekatan berbasis pengalaman dan studi kasus nyata. Guru-guru diajak untuk mengenali tantangan di lapangan dan merancang strategi pembelajaran yang inklusif secara praktis.

Kegiatan ini diharapkan tidak berhenti sebagai pelatihan satu kali, tetapi menjadi awal dari perubahan paradigma pendidikan di Maluku Tengah. Guru, kepala sekolah, hingga pengawas didorong untuk membangun komitmen bersama dalam mewujudkan sekolah ramah anak, tanpa diskriminasi.

“Jika kita ingin pendidikan yang berkualitas, maka tidak boleh ada anak yang tertinggal. Semua anak berhak belajar dengan nyaman dan dimengerti,” tutup Husen Mukadar. (MN-02).