DPRD Desak Pemerintah Daerah Serius Dorong Hilirisasi Pertanian di Maluku
PARLEMEN
Redaksi Manuselanews.com
5/16/20251 min baca


AMBON, MANUSELANEWS.COM. – Pemerintah daerah didesak untuk membuka ruang yang lebih luas dalam mendorong hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan di Maluku. Hilirisasi dinilai sebagai kunci untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal, memperluas pasar, serta mendongkrak kesejahteraan petani di daerah kepulauan ini.
Desakan itu disampaikan oleh Anggota Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Al Hidayat Wajo, dalam keterangannya kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang, Ambon, Rabu (14/5/2025).
Menurut Hidayat, hingga kini banyak komoditas unggulan seperti kelapa, cokelat, dan sawit masih dijual dalam bentuk mentah ke luar daerah, tanpa sentuhan pengolahan yang dapat meningkatkan nilai jualnya.
“Kalau Maluku memiliki satu saja pabrik pengolahan kelapa, maka kita tidak perlu lagi mendatangkan produk turunan dari luar. Hasil produksi bisa diolah dan dipasarkan langsung di Maluku,” ujar Hidayat.
Ia mencontohkan Maluku Utara, yang telah berhasil mengembangkan industri pengolahan santan dan menjadi rujukan dalam memaksimalkan potensi lokal melalui industri hilir.
Namun, Hidayat menyoroti masalah utama yang menghambat langkah hilirisasi di Maluku, yakni tidak tersedianya data akurat terkait bahan baku pertanian. Dalam berbagai rapat bersama dinas teknis, DPRD tidak mendapatkan informasi konkret mengenai kapasitas produksi maupun kebutuhan pasar lokal.
“Data dari dinas masih bersifat asumsi, bukan angka riil. Ini sangat menyulitkan kita dalam menyusun kebijakan pembangunan yang tepat sasaran,” tegasnya.
Tak hanya pada sektor pertanian, politisi ini juga menyoroti lemahnya basis data di sektor energi rumah tangga, seperti minyak tanah. Ia mengungkapkan bahwa ketidakakuratan data berdampak langsung pada buruknya perencanaan distribusi energi yang kerap berujung pada kelangkaan di berbagai wilayah.
Hidayat menilai bahwa jika pemerintah tidak segera mengambil langkah strategis untuk membangun industri pengolahan berbasis komoditas lokal, maka potensi besar sektor pertanian Maluku akan terus terhambat.
“Sudah saatnya pemerintah hadir dan ambil bagian secara serius. Kita harus mulai bangun industri pengolahan lokal agar daya saing pertanian kita bisa meningkat dan petani lebih sejahtera,” pungkasnya. (Red).