Dikbud Malteng dan Yayasan Sulinama Gelar Pelatihan Guru

PENDIDIKAN

6/24/20252 min baca

MASOHI, MANUSELANEWS.COM. – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah bersama Yayasan Sulinama resmi menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kapasitas Guru PAUD dan SD.

Kegiatan tersebut sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dan Yayasan Sulinama pada 16 Mei 2025 lalu, dengan mengangkat tema “Praktik Pembelajaran yang Inklusif”. Selasa (24/6).

Kegiatan ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang ramah, setara, dan adil, di mana seluruh peserta didik merasa dihargai, didukung, serta memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. Pembelajaran inklusif mendorong penyesuaian proses belajar untuk mengakomodasi kebutuhan individu siswa, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, melalui pendekatan yang kolaboratif dan positif di ruang kelas.

Pelatihan dilaksanakan di Hotel Isabella, Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, dan dibagi ke dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai pada tanggal 24–26 Juni 2025, diikuti oleh 30 guru SD kelas 1 dari 30 sekolah yang tersebar di tiga kecamatan: Teluk Elpaputih, Tehoru–Nusa Laut (TNS), dan Amahai. Tahap kedua akan diperuntukkan bagi guru SD kelas 2 (1–3 Juli 2025), dan tahap ketiga untuk guru PAUD/TK (7–9 Juli 2025).

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah, Husen Mukadar, dalam sambutannya, ia menekankan bahwa peningkatan mutu pendidikan hanya bisa dicapai melalui penguatan kapasitas guru, serta kolaborasi lintas sektor.

“Untuk meningkatkan capaian rapor pendidikan di satuan pendidikan, perlu adanya sinergi antara pemerintah daerah, mitra pembangunan, dan seluruh pemangku kepentingan. Kehadiran Yayasan Sulinama dan INOVASI menjadi kekuatan kolaboratif yang penting dalam mewujudkan pendidikan yang lebih adil dan inklusif,” ujar Husen Mukadar.

Yayasan Sulinama dalam kegiatan ini menghadirkan praktik-praktik konkret yang dapat diterapkan guru dalam mengelola kelas inklusif, termasuk strategi adaptasi kurikulum, pendekatan pengajaran diferensiasi, serta penciptaan iklim kelas yang menyenangkan dan responsif terhadap keragaman.

Dinas Pendidikan dan Yayasan Sulinama berharap, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi pedagogik para guru, tetapi juga mampu mendorong perubahan cara pandang terhadap keberagaman anak di ruang kelas. Pendidikan inklusif diharapkan dapat menjadi bagian integral dari reformasi pembelajaran di Maluku Tengah, sebagai upaya menjamin akses pendidikan yang adil, merata, dan berkualitas bagi semua anak.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Pemerintah Daerah dalam membangun sistem pendidikan yang berpihak pada semua anak tanpa terkecuali, sejalan dengan misi besar dalam menciptakan generasi Maluku Tengah yang cerdas, toleran, dan berdaya saing. (MN-01).