13 Tahun Mengungsi, Warga Pelauw Desak Penyelesaian Konflik dan Kepulangan ke Negeri Asal

DAERAH

7/24/20251 min baca

MASOHI, MANUSELANEWS.COM. – Setelah lebih dari 13 tahun 5 bulan hidup dalam ketidakpastian, warga Negeri Pelauw yang hingga kini masih berstatus pengungsi kembali menyuarakan harapan mereka kepada pemerintah daerah, khususnya DPRD Maluku Tengah dan jajaran eksekutif, untuk segera menyelesaikan konflik yang memaksa mereka meninggalkan tanah kelahiran.

Perwakilan pengungsi Pelauw, Lan Latuamurry yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum AMHW, menegaskan bahwa inti perjuangan mereka sejak awal hanyalah satu: penyelesaian konflik secara tuntas dan kepulangan ke negeri asal dengan aman dan bermartabat.

"Kami terus meminta kehadiran negara, terutama DPRD Maluku Tengah beserta jajaran eksekutifnya, yaitu Bupati dan timnya, untuk bagaimana menyelesaikan masalah ini secara tuntas dan mengembalikan kami, warga Pelauw yang ada di pengungsian, kembali ke negeri asal kami. Inilah yang paling penting dan sangat kami harapkan," ujar Lan dengan suara penuh harap.

Menurutnya, selama ini pihak pengungsi sudah berulang kali berkorespondensi dengan pemerintah, baik melalui surat maupun pertemuan, namun hingga saat ini belum ada kejelasan konkret tentang apa sebenarnya hambatan yang membuat penyelesaian konflik dan kepulangan mereka terus tertunda.

"Kami paham di Maluku Tengah ada banyak negeri yang juga mengalami konflik, ini tentu menjadi beban besar bagi pemerintah. Tapi kami berharap masalah Pelauw ini jangan sampai berlarut-larut," tambahnya.

Kekecewaan juga disuarakan karena sejak konflik terjadi, kepemimpinan eksekutif di Maluku Tengah dijabat oleh putra-putra daerah sendiri yang dinilai memahami tradisi, pola kehidupan, dan kearifan lokal Negeri Pelauw. Namun hingga kini, konflik yang telah berlangsung lebih dari satu dekade itu tak kunjung menemukan jalan keluar.

"Kami terus bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menjadi penghalang? Kenapa sampai saat ini belum juga ada penyelesaian? Karena itu kami tidak bosan-bosan datang ke 'rumah rakyat' ini, meminta agar lembaga DPRD dan pemerintah daerah benar-benar melihat permasalahan ini secara jeli dan memberi jalan keluar," tutur Lan.

Warga Pelauw pun berharap penuh agar DPRD Maluku Tengah bersama Bupati dan jajaran eksekutif segera mengambil langkah konkret dan terukur, bukan hanya untuk menyelesaikan konflik, tetapi juga memulihkan hak dan martabat mereka sebagai warga negara yang telah terlalu lama merasakan hidup sebagai pengungsi.

"Kami hanya ingin pulang ke rumah kami sendiri, dengan aman, damai, dan terhormat. Itulah harapan terbesar kami," tutupnya. (MN-01).